WELCOME TO MY WORLD

leave your religion, believing and political viewer before you came in to my world

Senin, 01 Agustus 2011

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual – CTL


Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran kontekstual?
Pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning / CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Mengapa diperlukan pendekatan pembelajaran kontekstual?
Perlunya pendekatan pembelajaran kontekstual didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1.     Belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa mengkonstruksi atau menyusun pengetahuan di benaknya sendiri.
2.     Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri dalam pikiran pola-pola bermakna dari informasi baru yang ditangkapnya.
3.     Pengetahuan yang dimiliki seseorang terorganisasi dan mencerminkan pemahaman mendalam tentang suatu persoalan.
4.     Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisah menjadi kepingan-kepingan fakta atau pernyataan yang berdiri sendiri satu sama lain, tetapi merupakan suatu kebulatan yang terkait dengan situasi.
5.     Seseorang mempunyai tingkatan, kedalaman, atau keluasan yang berbeda dalam menyikapi suatu hal baru.
6.     Seseorang mempunyai kecenderungan untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan dia akan menggeluti apa yang berguna itu.
Bagaimana cara melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual?
Pendekatan pembelajaran kontekstual dilaksanakan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.    Kegiatan mengkonstruksi pengetahuan:
  1. Menciptakan lingkungan, sarana, dan bahan yang memungkinkan siswa sebanyak mungkin belajar sendiri di bawah bimbingan guru.
  2. Memberi siswa pengalaman nyata yang melibatkan mereka secara aktif.
2.    Kegiatan penyelidikan (inquiry):
a.     Mendorong siswa untuk menemukan, merumuskan dan menganalisis (mengolah) masalah.
b. Memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menyajikan atau mengkomunikasikan hasil belajar melalui berbagai cara seperti tulisan, gambar, laporan, bagan, dan tabel.
3.     Kegiatan bertanya:
a.     Membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
b.     Membangkitkan minat siswa untuk bertanya mengenai masalah yang dihadapi atau bahan yang dipelajari.
4.     Kegiatan komunitas belajar (learning community):
a.     Menciptakan suasana diskusi antar siswa.
b. Mendorong siswa menggunakan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar mereka masing-masing.
5.     Kegiatan pemodelan:
a. Menampilkan lebih dari satu macam model cara mengerjakan/menemukan sesuatu, sehingga siswa dapat memahami, membandingkan, atau menemukan alternatif.
b. Menunjukkan contoh orang atau karya orang.
6.     Kegiatan refleksi (merenungkan kembali):
a.     Menyediakan waktu agar siswa mempunyai kesempatan untuk refleksi tentang proses atau hasil belajar.
b.     Memandu siswa melakukan refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan bantuan.
7.     Kegiatan penilaian otentik (penilaian berdasarkan aktivitas nyata yang dilakukan siswa):
a.     Menilai kinerja (unjuk-kerja / performance) siswa.
b.     Mengobservasi (mengamati) pengaruh kegiatan pembelajaran yang sedang/telah dilaksanakan terhadap perilaku dan sikap siswa.
c.     Menilai portofolio siswa. Portofolio adalah kumpulan karya siswa selama jangka waktu tertentu, yang menggambarkan ketrampilan, gagasan, minat, dan prestasi siswa, yang wujudnya berupa tulisan, gambar, benda, atau model fisik.
d.     Mencermati jurnal siswa. Jurnal adalah ungkapan hasil refleksi pribadi siswa mengenai proses dan hasil belajarnya, yang dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan bentuk lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar