WELCOME TO MY WORLD

leave your religion, believing and political viewer before you came in to my world

Selasa, 23 Agustus 2011

doa untuk dia


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Ya Allah,
Seandainya telah Engkau catatkan dia milikku tercipta buatku
satukanlah hatinya dengan hatiku, titipkanlah kebahagiaan antara kami
agar kemesraan itu abadi.
Ya Allah Ya Tuhanku yang Maha Pengasih
Seiringkanlah kami melayani hidup ini,
ke tepian yang sejahtera dan abadi
maka jodohkanlah kami
tetapi Ya Allah
Seandainya telah Engkau takdirkan
Dia bukan milikku
bawalah dia jauh dari pandanganku
luputkanlah dia dari ingatanku
dan peliharakanlah aku dari kekecewaan
Ya Allah Ya Tuhan Yang Maha Mengerti
berikanlah aku kekuatan menolak bayangannya jauh dari dada langit
hilang bersama senja merah
agar aku sentiasa tenang, walaupun tanpa bersama dengannya
Ya Allah yang Tercinta
pasrahkanlah aku dalam takdir-Mu adalah yang terbaik untukku
sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk hamba-Mu ini
Ya Allah
cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhaif ini
janganlah Engkau biarkan aku bersendirian di dunia ini mahupun di akhirat
Ya Allah
janganlah Engkau menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup
ke jalan yang Engkau redhai
dan kurniakanlah aku keturunan yang soleh dan solehah
Ya Allah
berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat
dan peliharakanlah kami dari azab api neraka AMIN…AMIN…Ya Rabbal ‛aalamiin




“‎​​Wanita perlu taat kepada suami. Tapi tahukah, bahwa lelaki wajib taat kepada Ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada Bapaknya…
Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada Lelaki. Tapi tahukah bahwa harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada Suaminya,,,
Sementara apabila Lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk Isteri dan anak-anaknya.
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak. Tapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh semua umat, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini.
Dan tahukah, jika ia mati karena melahirkan adalah Syahid dan Surga akan menantinya…
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4
wanita, yaitu:
1. Isterinya,
2. Ibunya,
3. Anak Perempuannya dan
4. Saudara Perempuannya.
Artinya: bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki.
Yaitu:
1.Suaminya,
2.Ayahnya,
3.Anak Lelakinya dan
4.Saudara Lelakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu surga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu :
1. Sholat 5 waktu,
2. Puasa di bulan Ramadhan,
3. Taat kepada Suaminya, dan
4. Menjaga Kehormatannya.
Seorang lelaki wajib berjihad fi sabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fi sabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Sebarkan taushiah ini kepada saudaramu muslim yg lain, semoga pahala mengalir kepadamu juga….;)
Dikirim khusus utk wanita cantik …
:) Bersabar saat tertekan
:) Tersenyum di saat hati menangis
:) Diam saat terhina
:) Mempesona karena memaafkan
:) Mengasihi tanpa pamrih
:) Bertambah kuat di dalam doa & pengharapan…
Amien Ya Robbal Alamiiinn,,, O:)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً   
4.1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.


Ijinkan aku menjadi wanita seutuhnya, yang selalu menundukkan pandangan dan berhijab sebagaimana Allah menuntun umat Nya utk berhijab. Aku ingin mendapatkan tenang itu, aq ingin menggapa cintaNya. Cinta yang tag pernah menyakitiku ataupun menghianatiku, cinta yang akan selalu membahagiakan aq. Sekarang, aku memilih amal sholeh sebagai kekasihku. Karena ternyata hanya amal sholeh-lah yang akan terus menemaniku, bersamaku, bahkan menemaniku dalam kuburku, kemudian amal sholehku pula lah yang menemaniku menghadap Allah.



motivasi diri


AssaLamu’alaikum…….^^
Bismillahirrohmanirrohim…….
Sahabat…pernahkah kau patah hati???
Patah hati karena penolakan, penghianatan ataupun perpisahan???
“Patah hati itu sungguh menyakitkan, memilukan dan mematikan… “ (ehm… menurut saya kalimat ini hanya cocok untuk orang-orang yang tidak percaya akan janji Allah.. ^_^)
“Patah hati itu lebih sakit dari sakit gigi dan lebih sakit dari ditusuk belati…” (ehm…menurut saya kalimat ini sepertinya hanya cocok untuk orang-orang yang yang belum pernah sakit gigi dan belum pernah ditusuk belati … ^_^)
Menurut survei, patah hati itu menyedihkan tapi …. Saya bertanya-tanya sendiri, “Apakah hati kita benar-benar bisa patah???” Atau hanya ungkapan saja…hanya dimulut saja…merasa sakit hati dan kemudian berkata “Aku patah hati” atau “broken heart”…
Sobat…jika kita memang benar-benar terasa ada yang patah di hati atau patah hati karena penolakan, penghianatan dan perpisahan, atau ditolak, dihianati ataupun dipisahkan… ingat kalimat ini :
Allah.. tak pernah salah dalam pilihan-pilihanNya terhadap kebaikan kita. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurutNya, apa yang menurut kita buruk belum tentu buruk menurutNya. Namun percayalah…apa yang menurutNya baik sudah pasti baik dan apa yang menurutNya buruk sudah pasti buruk. Karena Dialah Yang Maha Tahu…
Sewaktu seseorang yang kita harapkan tidak memberikan respon yang baik terhadap harapan kita, atau seseorang menolak kita, bahkan seseorang itu memutuskan untuk berpisah dengan kita..janganlah bersedih hati, janganlah merasa patah hati…jika sudah tahu patah hati itu menyedihkan, buang saja rasa itu dan menjauh dari yang namanya patah hati. Lalu jangan pernah lupakan kalimat ini…
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”(An Nur : 26)
Sehingga, apa yang harus disedihkan??? Jika seseorang itu tidak diizinkan Allah untuk bersanding dengan kita, berarti Allah telah menyiapkan bidadari atau pangeran yang jauh lebih baik dari yang kita anggap baik.. dan berprasangka baiklah kepada Allah…nantikan janjiNya yang akan memberikan yang TERBAIK untuk kita.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan)….” (Faathir :11)
Sobat…Pasangan kita sudah disiapkanNya, jodoh itu sudah disiapkanNya… Percayalah…
Jika kita ingin mendapatkan seseorang yang baik, maka jadilah orang baik…
Seseorang lelaki jangan pernah mengharapkan kan pasangan seperti Khadijah, Fatimah atau Aisyah jika sifatnya masih jauh dari standar baik dan tidak mau memperbaiki diri menjadi lelaki baik-baik…
Seseorang wanita jangan mengharapkan pasangan seperti Muhammad atau Ibrahim jika sifatnya masih jauh dari standar baik dan tidak mau memperbaiki diri menjadi wanita baik-baik…
Perbaiki diri berarti mengundang kebaikan…
Memperburuk diri berarti mengundang keburukan…
Say no to broken heart… dan jangan bersedih…
Wassalam,
(^_^)
-> Mitra MauLida

Senin, 01 Agustus 2011

Tehnik Dasar Mendongeng Layaknya Pendongeng Profesional


Sudah sejak jaman dahulu kala, aktivitas mendongeng tidak hanya disukai oleh anak-anak, namun juga orang muda hingga yang sudah dewasa. Aktivitas ini dipercaya memiliki berjuta manfaat. Selain untuk member hiburan, juga menambah pengetahuan, dan memperkaya akhlak atau moral seseorang, terlebih anak-anak. Anak-anak adalah pribadi yang sangat membutuhkan banyak pelajaran dan pengalaman baru. Dengan media dongeng, anak seperti diajak berfantasi menuju alam imajinasi sambil meraup berjuta pengalaman baru.
Agar buah hati kita tidak merasa bosan dengan dongeng yang kita berikan, kita perlu belajar tehnik-tehnik dasar mendongeng. Tehnik-tehnik ini tidak terlalu sukar untuk dipelajari, apalagi bila anda mau belajar untuk menjadi orang tua yang kreatif dalam mendidik sang buah hati. Hal-hal yang perlu anda pelajari dan perhatikan adalah:
1. Memilih cerita
clipartheaven.com

Usahakanlah untuk memilih cerita yang berkualitas. Saat ini banyak sekali terbit buku-buku cerita yang menarik. Untuk mendapatkan referensi yang terbaik, anda bisa mencari judul-judul cerita dari internet. Gunakan fasilitas google dan yahoo search engine agar kita bisa mendapatkan banyak sekali judul-judul dongeng dan synopsis dongeng dari para penulis dongeng yang sudah terkenal. Misalnya dengan mengetik “sinopsis buku dongeng”. Kita akan mendapatkan banyak sekali referensi buku dongeng yang sudah terbit dan cerita singkatnya (synopsis). Untuk anak-anak, usahakan mencari buku yang tidak terlalu tebal, banyak gambar, gambarnya lucu, berwarna, dan memiliki pesan moral. Hal ini sangat penting agar sang buah hati tidak merasa bosan dengan cerita dan menarik minat anak untuk lebih bersemangat mendengarkan dongeng yang akan kita utarakan. Cerita yang baik adalah cerita yang mengandung unsure pendidikan, kedamaian, cinta kasih, kelembutan, dan kebaikan. Hindari cerita yang mengandung unsure perang-perangan, kekerasan, balas dendam, sihir, dan lain-lain. Unsur-unsur negative yang ada di dalam cerita dipercaya bisa meracuni imajinasi positif seorang anak.
2. Menguasai cerita
superstock.com
Cara terbaik menguasai sebuah cerita bukanlah menghafalkannya, melainkan memahani seluruh isi cerita. Biasanya dibutuhkan membaca berkali-kali agar kita bisa menguasai cerita itu sepenuhnya. Bila perlu, kita juga boleh memodifikasi cerita agar lebih menarik. Selain itu, modifikasi cerita juga sangat penting untuk menghindari kata-kata yang belum layak di dengar oleh anak-anak. Misalnya ada kata-kata di dalam sebuah dongeng demikian,”Lalu sang pangeran mengambil pedang, dan menebas kepala naga. Dan seketika itu juga naga itu mati.” Mungkin kita bisa memodifikasinya demikian,”Lalu sang pangeran mengambil sebilah pedang, dan keluar cahaya terang memancar dari pedang tersebut, dan membuat sang naga lari ketakutan terbirit-birit, lalu terbang ke langit. Sang naga pun tidak pernah berani muncul kembali”. (Cuma contoh lho…… hehehehe).
3. Penokohan

theholidayspot.com

Mempelajar penokohan dalam suatu cerita juga sangat penting. Biasanya, semakin sedikit tokoh yang ada di dalam suatu cerita anak, maka cerita itu akan semakin mudah dan menarik untuk didongengkan bagi anak-anak. Hal ini juga memudahkan kita dalam mempelajari tokoh-tokoh yang ada di dalam sebuah cerita. Semakin kita memahami karakter yang ada di dalam sebuah cerita, maka kita akan semakin mudah mengekpresikan dan membuat variasi suara dan tingkah lakunya. Jangan lupa menggunakan ekspresi, gaya, dan suara yang lucu agar terlihat menarik.
4. Alur

Hal terpenting yang dipelajari dalam sebuah alur cerita adalah pembukaan (biasanya berupa masalah), isi (biasanya berupa konflik), penutup (biasanya berisi bagaimana konflik tersebut terselesaikan), dan kesimpulan (pesan moral). Wah..kaya membuat sebuah karya ilmiah ya? Hehehehe… Ya.. tapi begitulah inti dari sebuah cerita. Hal ini juga berhubungan dengan penguasaan tokoh dan isi cerita. Setelah menguasai penokohan dan isi cerita, cobalah membuat alur cerita dalam sebuat kertas, sehingga bisa mempermudah anda dalam mengimprovisasi sebuah cerita.
5. Suasana

Suasana terbaik bagi anak untuk bisa menerima atau mendengarkan dongeng adalah suasana yang santai, tidak tegang, tidak formal, dan paling pas adalah saat sang buah hati mau bobok atau setelah makan malam dan belajar. Hal ini juga sangat bermanfaat untuk menyegarkan kembali pikiran anak dari ketegangan-ketegangan dan kekawatiran, serta perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mungkin di rasakan si kecil pada saat sebelum tidur.
6. Kontak Mata dan fisik
clipartguide.com

Kontak mata sangat penting untuk “mencuri perhatian” sang buah hati. Bila mata kita tidak terfokus pada mata sang buah hati, maka ada kemungkinan mata sang buah hati menjalar kemana-mana dan kehilangan konsentrasi untuk mendengarkan cerita yang kita bawakan. Kontak fisik juga sangat penting agar saat konsentrasi sang buah hati mulai memudar, kita bisa mengekspresikan cerita yang kita bawakan kepada sang buah hati. Bila perlu kita bisa memodifikasi cerita agar kita bisa melakukan kontak fisik dengan si kecil, misalnya dengan berkata,”Karena Bunda Mela merasa iba melihat anak yang malang itu, maka Bunda Mela pun membelai kepala sang anak, mengusap pipinya dan berkata….”Nak… Dimana rumahmu?””Kontak fisik dan mata juga bermanfaat untuk menambah kedekatan dengan sang buah hati.
7. Pengguanaan Media Gambar

Penggunaan media ini bisa dengan gambar yang sudah ada di dalam buku cerita. Namun sebagai pelengkap, jangan lupa mempersiapkan kertas gambar dan pensil. Siapa tahu si kecil belum tahu beberapa benda yang kita ungkapkan. Nah… Bila si kecil belum tahu benda-benda yang kita ceritakan, kita bisa menggambarkannya buat sang buah hati.
8. Iringan Musik

Iringan music sangat penting untuk membawa suasan menjadi tenang dan damai, sehingga sang buah hati pun menjadi siap untuk mendengarkan cerita. Pilihlah musik-musik instrumental khusus untuk anak-anak, atau musik-musik klasik. Suara musik jangan terlalu keras, supaya anak bisa lebih berkonsentrasi mendengarkan cerita daripada mendengarkan musik.
9. Media Boneka

Boneka tidak hanya sarana bermain, tapi juga bisa menjadi sarana atau media mendongeng yang menarik lho… Agar cerita yang dibawakan bisa lebih menarik dan lebih nyata, kita bisa menggunakan media boneka pada saat mendongeng. Kita bisa menggunakan boneka yang sesuai dengan tokoh cerita. Boneka pada cerita anak-anak yang wajib kita miliki sebagai sarana mendongeng anak-anak adalah boneka ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan. Untuk tokoh-tokoh lainnya, bisa kita miliki sebagai tokoh tambahan.

Mudah bukan? Jadi yuk… belajar menjadi pendongeng professional dengan cara mendongengkan cerita kepada sang buah hati. Siapa tahu ternyata kita memiliki bakat mendongeng dan bisa menjadi seorang pendongeng professional dan ikut meramaikan kasanah dunia dongeng dan dunia seni hiburan anak-anak.
Artikel Bertautan:
Melatih Konsentrasi Belajar Anak (Cara Praktis)
Program HOME VISITING dan Manfaatnya
Mencegah Anak Berdusta pada Orang Tua

Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:
Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com

Edward L. Thorndike Collection


Edward Lee Thorndike was a psychologist who spent nearly his entire career at Teachers College, Columbia University.

Education
* Wesleyan University (BS, 1895)
* Harvard University (MA, 1897) - Worked
with William James
* Columbia University (Ph.D., 1898) - Under
James M. Cattell

Career
* Assistant Professor of Pedagogy at Case
Western Reserve University (1898)
* Faculty at Teachers College, Columbia
University (1899-1940)
* President of American Psychological Association (1912)
* 2nd President of Psychometric Society
* President of American Association for the
Advancement of Science (1934)
* William James Lecturer, Harvard University
(1942-1943)

Major Contributions
* During his 55-year career, he published
about 500 books and articles on diverse as
learning in fish, methods of statistical
analysis and the elements of aesthetic
quality in urban life.
* Studied animal intelligence (known for his
'cats in a puzzle box' experiments on Trial
and Error)
* Applied animal to human educational
experience; he was once the leader in this
field.
* Constructed a scale to measure children's
handwriting (1910) and a table of
word-frequency in English (1944).
Edward L. Thorndike Faculty File

TEORI ASOSIASI DARI EDWARD LEE THORNDIKE (1874 – 1949)


Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Word Book (1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).



Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Pernyataan Thorndike ini didasarkan pada hasil eksperimennya di laboratorium yang menggunakan beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, monyet, dan ayam. Menurutnya, dari berbagai situasi yang diberikan seekor hewan akan memberikan sejumlah respon, dan tindakan yang dapat terbentuk bergantung pada kekuatan keneksi atau ikatan-ikatan antara situasi dan respon tertentu. Kemudian ia menyimpulkan bahwa semua tingkah laku manusia baik pikiran maupun tindakan dapat dianalisis dalam bagian-bagian dari dua struktur yang sederhana, yaitu stimulus dan respon. Dengan demikian, menurut pandangan ini dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, menurut Hudojo (dalam Asnaldi, 2008) teori Thondike ini disebut teori asosiasi.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
• Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
• Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
• Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
Hukum ini dapat juga diartikan, suatu tindakan yang diikuti akibat yang menyenangkan, maka tindakan tersebut cenderung akan diulangi pada waktu yang lain. Sebaliknya, suatu tindakan yang diikuti akibat yang tidak menyenangkan, maka tindakan tersebut cenderung akan tidak diulangi pada waktu yang lain. Dalam hal ini, tampak bahwa hukum akibat tersebut ada hubungannya dengan pengaruh ganjaran dan hukuman. Ganjaran yang diberikan guru kepada pekerjaan siswa (misalnya pujian guru terhadap siswa yang dapat menyelesaikan soal matematika dengan baik) menyebabkan peserta didik ingin terus melakukan kegiatan serupa. Sedangkan hukuman yang diberikan guru atas pekerjaan siswa (misalnya celaan guru terhadap hasil pekerjaan matematika siswa) menyebakan siswa tidak lagi mengulangi kesalahannya. Namun perlu diingat, sering terjadi, bahwa hukuman yang diberikan guru atas pekerjaan siswa justru membuat siswa menjadi malas belajar dan bahkan membenci pelajaran matematika.
Selain hukum-hukum di atas, Thorndike juga mengemukakan konsep transfer belajar yang disebutnya trasfer of training. Konsep ini maksudnya adalah penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk menyelesaikan suatu masalah baru, karena di dalam setiap masalah, ada unsur-unsur dalam masalah itu yang identik dengan unsur-unsur pengetahuan yang telah dimiliki. Unsur-unsur yang identik itu saling berasosiasi sehingga memungkinkan masalah yang dihadapi dapat diselesaikan. Unsur-unsur yang saling berasosiasi itu membentuk satu ikatan sehingga menggambarkan suatu kemampuan. Selanjutnya, setiap kemampuan harus dilatih secara efektif dan dikaitkan dengan kemampuan lain. Misalnya, kemapuan melakukan operasi aritmetik (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) yang telah dimiliki siswa, haruslah dilatih terus dengan mengerjakan soal-soal yang berikaitan dengan operasi aritmetik. Dengan demikian kemampuan mengerjakan operasi aritmetika tersebut menjadi mantap dalam pikiran siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa transfer belajar dapat tercapai dengan sering melakukan latihan.

Aplikasi Teori Thorndike dalam dunia pendidikan dan pengajaran
Menurut Thorndike praktek pendidikan harus dipelajari secara ilmiah dan praktek pendidikan harus dihubungkan dengan proses belajar. Mengajar bukanlah mengharapkan murid tahu apa yang diajarkan. Mengajar yang baik adalah : tahu tujuan pendidikan, tahu apa yang hendak diajarkan artinya tahu materi apa yang harus diberikan, respons yang akan diharapkan dan tahu kapan “hadiah” selayaknya diberikan kepada peserta didik.
Beberapa aturan yang dibuat Thorndike berhubungan dengan pengajaran:
 Perhatikan situasi peserta didik
 Perhatikan respons yang diharapkan dari situasi tersebut
 Ciptakan hubungan respons tersebut dengan sengaja, jangan mengharapkan hubungan terjadi dengan sendirinya
 Situasi-situasi yang sama jangan diindahkan sekiranya memutuskan hubungan tersebut.
 Buat hubungan sedemikian rupa sehingga menghasilkan perbuatan nyata dari peserta didik
 Bila hendak menciptakan hubungan tertentu jangan membuat hubungan-hubungan lain yang sejenis
 Ciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual – CTL


Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran kontekstual?
Pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning / CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Mengapa diperlukan pendekatan pembelajaran kontekstual?
Perlunya pendekatan pembelajaran kontekstual didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1.     Belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa mengkonstruksi atau menyusun pengetahuan di benaknya sendiri.
2.     Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri dalam pikiran pola-pola bermakna dari informasi baru yang ditangkapnya.
3.     Pengetahuan yang dimiliki seseorang terorganisasi dan mencerminkan pemahaman mendalam tentang suatu persoalan.
4.     Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisah menjadi kepingan-kepingan fakta atau pernyataan yang berdiri sendiri satu sama lain, tetapi merupakan suatu kebulatan yang terkait dengan situasi.
5.     Seseorang mempunyai tingkatan, kedalaman, atau keluasan yang berbeda dalam menyikapi suatu hal baru.
6.     Seseorang mempunyai kecenderungan untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan dia akan menggeluti apa yang berguna itu.
Bagaimana cara melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual?
Pendekatan pembelajaran kontekstual dilaksanakan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.    Kegiatan mengkonstruksi pengetahuan:
  1. Menciptakan lingkungan, sarana, dan bahan yang memungkinkan siswa sebanyak mungkin belajar sendiri di bawah bimbingan guru.
  2. Memberi siswa pengalaman nyata yang melibatkan mereka secara aktif.
2.    Kegiatan penyelidikan (inquiry):
a.     Mendorong siswa untuk menemukan, merumuskan dan menganalisis (mengolah) masalah.
b. Memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menyajikan atau mengkomunikasikan hasil belajar melalui berbagai cara seperti tulisan, gambar, laporan, bagan, dan tabel.
3.     Kegiatan bertanya:
a.     Membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
b.     Membangkitkan minat siswa untuk bertanya mengenai masalah yang dihadapi atau bahan yang dipelajari.
4.     Kegiatan komunitas belajar (learning community):
a.     Menciptakan suasana diskusi antar siswa.
b. Mendorong siswa menggunakan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar mereka masing-masing.
5.     Kegiatan pemodelan:
a. Menampilkan lebih dari satu macam model cara mengerjakan/menemukan sesuatu, sehingga siswa dapat memahami, membandingkan, atau menemukan alternatif.
b. Menunjukkan contoh orang atau karya orang.
6.     Kegiatan refleksi (merenungkan kembali):
a.     Menyediakan waktu agar siswa mempunyai kesempatan untuk refleksi tentang proses atau hasil belajar.
b.     Memandu siswa melakukan refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan bantuan.
7.     Kegiatan penilaian otentik (penilaian berdasarkan aktivitas nyata yang dilakukan siswa):
a.     Menilai kinerja (unjuk-kerja / performance) siswa.
b.     Mengobservasi (mengamati) pengaruh kegiatan pembelajaran yang sedang/telah dilaksanakan terhadap perilaku dan sikap siswa.
c.     Menilai portofolio siswa. Portofolio adalah kumpulan karya siswa selama jangka waktu tertentu, yang menggambarkan ketrampilan, gagasan, minat, dan prestasi siswa, yang wujudnya berupa tulisan, gambar, benda, atau model fisik.
d.     Mencermati jurnal siswa. Jurnal adalah ungkapan hasil refleksi pribadi siswa mengenai proses dan hasil belajarnya, yang dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan bentuk lainnya.

GURU MENJADI MODEL BAGI ANAK


Perhatikan anak-anak kita, ia selalu memiliki kecenderungan untuk meniru. Tidak heran ketika ada tayangan TV yang begitu menarik, dalam waktu singkat sudah bisa ditiru. Misalnya saja tayangan film naruto, dora, spongbob, dll. anak-anak yang baru berusia dua tahun sudah minta baju, tas sesuai dengan apa yang dilihat di TV. Mereka ingin meniru gaya jagoan yang disukai..
Itulah memang dunia anak, dunia bermain dan dunia meniru. Apa yang ada di sekelilingnya akan ditiru habis-habisan.nak-anak kita belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Anak-anak kita ingin selalu menjadi bintang yang dilihat di TV.
Ketika melihat sesuatu yang ditiru oleh anak itu positif, maka perlu terus dipompa sehingga apa yang menjadi keinginan anak bisa tercapai. Misalnya saja si anak ingin menjadi dai cilik sebagaimana yang diidolakan di TV. Mungkin saja anak ingin menjadi penyanyi cilik sebagaimana Debo yang menjadi penyanyi melalui kontes idola cilik. Namun ketika anak sudah mulai berperilaku dengan menyontoh yang negatif, maka segeralah untuk diperbaiki.
Adi W Gunawan di dalam buku, ”Manage Your Mind For Success” menjelaskan tentang tahap pemrograman anak-anak kita. Fase pertama adalah usia 0-7, fase ini disebut fase tanam. Apapun yang dilihat, yang didengar, yang dikatakan orang pada anak kita sangat mudah untuk diterima anak. Anak belum mempunyai filter untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Usia-usia ini lebih banyak menerima dan disimpan dalam memori jangka panjang. Sepenuhnya apa yang diterima masuk ke pikiran bawah sadar. Tahun ini sangat penting dalam pembentukan anak. Orang tua sangat berperan, begitu juga jika di sekolah, guru TK memiliki peran yang cukup besar.
Fase kedua adalah usi 7-14 tahun yang disebut fase model. Pada usia ini anak-anak selalu ingin meniru tokoh yang dikagumi. Usia ini mulai memasuki pendidikan formal di SD sampai SMP atau pendidikan dasar. Masa ini merupakan m asa-masa penting bagi anak untuk membentuk kepribadinnya. Anak akan menjadi hebat, sukses, dan mulia jika yang ditiru adalah hal-hal yang positif. Sebaliknya, anak bisa salah melangkah jika apa yang dilihat dan dijadikan model itu salah, contoh-contoh negatif. Peran guru di sekolah sangat berpengaruh.
Fase ketiga adalah usia 14-21 tahun, yang disebut fase sosial. Pada fase ketiga ini anak-anak cenderung melakukan interaksi sosial. Mereka lebih senang melakukan pertemanan. Fase ketiga banyak ditentukan oleh fase pertama dan kedua. Jika fase tanam dan model yang didapatkan melalui pengalaman itu positif, maka dalam fase sosial akan mengalami interaksi yang positif. Sebaliknya, jika pengalaman pada fase pertama dan kedua negatif, maka dalam interaksi sosial pun akan negatif.
Sekolah sebenarnya bisa dijadikan satu kekuatan untuk melakukan perbaikan. Sekolah seharusnya bisa berfungsi sebagi filter pembentuk perilaku positif bagi anak. Mungkin pada saat masa tanam terjadi konsep yang salah pada orang tua. Maka sekolah bisa untuk mengubahnya.
Fungsi sekolah bukan hanya untuk tranferknowladge, tetapi juga sebagai agen perubahan. Untuk menjadi agen perubahan, dibutuhkan guru-guru yang berkualitas, guru-guru yang profesional dan mempunyai visi serta misi ke depan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Guru sebagaimana orang tua sudah seharusnya bisa menjadi model bagi anak-anak. Perilaku keseharian bisa menjadi tauladan bagi anak-anak didik. Guru bisa menjadi figur sentral dalam pembentukan kepribadian anak.
Jujur, saat ini banyak anak kehilangan figur sentral. Banyak anak yang lebih cenderung untuk menjadikan tontonan sebagai model. Bisa saja hal ini terjadi karena orang tua yang mestinya bisa sebagai model jarang ditemui karena sibuk. Sehingga anak-anak mencari figur lainnya. Misalnya saja model itu bisa ditemukan pada diri pembantu, pada tokoh sinetron yang dikagumi, atau mungkin sahabatnya yang dijadikan figur.
Di sinilah guru dituntut untuk menjadi model. Berikan yang terbaik buat anak-anak kita. Banyak anak-anak yang sukses karena melihat figur gurunya yang bersahaja, tegas, dan berwibawa.
Anak-anak adalah mata rantai pewaris perjuangan dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran. Anak-anak adalah pengawal negeri tercinta. Dialah yang akan menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang telah dibangun dengan susah payah.
Dalam proses transfering values and knowladge guru senantiasa mengajar dan berkomunikasi. Guru tidak bisa meninggalkan nilai-nilai dalam mendidik putra-putrinya. Sekali lagi, sebagai agen perubahan, guru bukan hanya transfer knowledge, tetapi transfer nilai-nilai. Hal-hal yang tidak baik segera diganti dengan nilai-nilai yang baik.
Berbagai teori telah menyebutkan bahwa apa yang sudah diterima anak di masa tanam akan masuk dalam memori jangka panjang atau tersimpan pada alam bawah sadar. Namun demikian, kita tidak boleh berputus asa, tidak boleh hawatir untuk melakukan perubahan. Masa model bisa untuk memperbaiki kondisi yang pernah terjadi di masa tanam.
Kita bisa melihat cara kerja komputer. Ketika masih baru dan mulai diisi kemudian disimpan, maka itulah yang akan tersimpan terus. Namun suatu saat apa yang tersimpan itu harus kita delet untuk diganti dengan yang lebih baik, maka yang sudah didelet itu akan hilang. Berbeda jika ada file baru yang masuh dan tersimpan, maka sejauh mana file yang tersimpan itu terbuka kembali.
Di sinilah peran guru sebagai agen perubahan. Guru berperan sebagi model yang bisa diteladani oleh anak-anak. Banyak model yang dilihat oleh anak-anak di luar sekolah. Namun di sekolahlah yang diharapkan model itu bisa ditemukan oleh anak. Sekolah setidaknya mampu menjadi filter terhadap pengaruh yang terjadi di luar rumah.